Senin, 16 November 2009

Tips memulai bisnis baru

Tidak mudah untuk memulai sebuah bisnis baru. Alih-alih langsung melakukan transaksi bisnis, seorang pemula biasanya terjebak dengan kesibukan-kesibukan yang justru menjauhkan dirinya untuk memulai kegiatan bisnis yang sebenarnya. Kalau hanya satu-dua-tiga hari sih masih untung. Yang sering terjadi justru sampai mingguan atau bulanan tanpa melakukan riil bisnis. Anda bisa menyebut apa saja. Sibuk membuat kartu nama, sibuk memilih font atau logo perusahaan, atau sibuk memikirkan konsep bisnisnya yang adiluhung.
Memang benar untuk memulai sebuah bisnis butuh persiapan yang matang, atau seperti dikatakan Robert Spiegel, penulis buku “The Shoestring Entrepreneurs Guide to the Best Home-Based Businesses”, bahwa mempersiapkan sebuah bisnis tak ubahnya menyerut ujung pensil. Aktivitas bisnis Anda tentu bukan hanya pada seruncing apa ujung pensil Anda, tapi bagaimana Anda menggunakan pensil yang runcing itu kesuksesan bisnis anda.

Kalau Anda sedang mengalami kondisi seperti itu, ada 10 langkah menurut Robert Spiegel yang perlu Anda ingat dan lakukan:
#1. Buatlah List Kerja
Tempelkan di tempat selalu terlihat oleh Anda. Beri tanda dan warna yang menarik perhatian. List itu merupakan “kompas” pemandu Anda untuk merintis bisnis anda berjalan dan berhasil.
#2. Segeralah Melangkah
Tirulah bagaimana bayi belajar jalan. Jatuh-bangun, tanpa pernah menyerah, dengan langkah-langkah kecilnya. Seperti itu pula seharusnya Anda ketika memulai sebuah bisnis. Meski sedikit, pendek, dan kecil, segeralah melangkah. Realisasikan list kerja Anda, fokuslah, karena itu akan memperkecil rasa takut dan keasingan yang Anda alami. Keraguan-raguan hanya hilang oleh tindakan.
#3. Dapatkan Pelanggan atau Klien
Kalau anda belum mempunyai pelanggan atau klien, Anda belum bisa dikatakan punya bisnis, Jadi, dapatkan pelanggan atau klien pertama Anda untuk memulai bisnis baru Anda. Layani, rawat, dan puaskan pelanggan pertama Anda.
#4. Lupakan Kesempurnaan
Tidak mungkin Anda mengharapkan segala sesuatunya berjalan sempurna ketika awal-awal Anda merintis bisnis baru Anda. Pasti ada saja masalah dan rintangannya. Tapi tidak apa, itu biasa dan sangat wajar. Di sini, sikap realistis dan kesabaran Anda sangat dibutuhkan.
#5. Pilihlah Karyawan Pekerja Keras
Sangat penting di awal-awal merintis usaha baru Anda, Anda dikelilingi oleh orang-orang yang semangat dan pekerja keras. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang penuh gairah sehingga semakin menambah amunisi kerja bisnis Anda.
#6. Bicaralah Soal Bisnis
Kondisikan diri Anda dalam dunia bisnis dan sebagai pebisnis. Ganti pilihan kata dan bahasa Anda dalam kehidupan sehari-hari. Bicarakan perusahaan Anda sebagai bisnis, bukan tentang sebuah bisnis. Yakinkan diri Anda sendiri bahwa Anda sedang menjalankan sebuah bisnis. Sebab, kalau Anda sendiri tidak yakin dengan bisnis Anda, bagaimana Anda bisa mengharapkan orang lain yakin. Jangan katakan kata-kata yang menunjukkan Anda (seperti) tidak serius dalam bisnis. Misalnya saja, “Saya sedang berusaha memulai bisnis”. Katakan “Ini bisnis saya“.
#7. Hargai Diri Anda
Kita semua menyukai penghargaan. Ini saatnya untuk jujur pada diri sendiri, setiap minggu sekali, tanyakan pada diri Anda apakah Anda sudah melakukan sesuatu yang layak untuk dihargai, sesuatu yang nyata berpengaruh terhadap kemajuan bisnis Anda. Jangan sungkan-sungkan untuk merayakannya.
#8. Jadikan Semuanya Accountable
Temukan rekan bisnis, organisasi atau pemilik usaha lain yang bisa, langsung ataupun tidak langsung, mengawasi bisnis baru Anda. Langkah ini penting agar Anda selalu terdorong untuk melakukan langkah-langkah serius yang bisa dipertanggungjawabkan. Langkah ini juga membuat Anda selalu berada di jalur tujuan bisnis Anda.
#9. Antisipasi Perkembangan Zaman
Pastikan kalau bisnis Anda tidak ketinggalan zaman. Itulah mengapa Anda disarankan tidak lama-lama menghabiskan waktu untuk meruncingkan ujung pensil Anda. Sebab yang lebih penting adalah melakukan sesuatu untuk bisnis Anda. Di sini, Anda harus peka terhadap perkembangan zaman.
#10. Ingatlah Mimpi Anda
Ketika bisnis Anda sudah mulai berjalan, jangan takut untuk keluar dari “zona aman” Anda. Katakan pada diri Anda, “Sekarang saya sudah punya bisnis sendiri. Saatnya membesarkan bisnis saya”. Merubah tujuan dan menciptakan mimpi baru juga bisa menyegarkan semangat Anda seperti awal mula merintis bisnis baru Anda.
Selamat mencoba! Semoga berhasil.
Sumber : Bentrepreneur, Februari 2007

4 Alasan Mengapa Setiap Pebisnis Internet Perlu Memiliki Blog

Pertama-tama, yang saya maksud di sini adalah blog pribadi, bukan blog yang dibuat khusus untuk keperluan monetisasi. Contohnya, blog milik John Chow, Yaro Starak, Darren Rowse, dan Cosa Aranda (terakhirnya narsis, hihihi). Tidak seperti di luar, di Indonesia jarang ada orang yang serius menekuni bisnis internet sembari tetap mengurusi blog pribadinya dengan rutin. Apalagi kalau bisnis internetnya udah makin sukses, lupa deh ama blognya sendiri, hehehe. Atau ada juga yang sebaliknya. Rilis produk, bikin blog, tapi cuman sementara aja diurus. Setelah itu, paling-paling cuman dibuat promo produk atau referral aja. Ada yang ngerasa? :)
Seyogyanya, setiap pebisnis internet wajib memiliki blog. Yang terurus dan terawat tentunya. Alasannya?
Clip
Seperti terlihat pada bagan di atas, ada empat alasan mengapa sebaiknya setiap pebisnis internet memiliki sebuah blog. Yaitu:
  1. Brand
    Dengan blog, Anda bisa membuat orang mengenal dan mengetahui eksistensi Anda, baik dari nama Anda, slogan Anda, logo Anda, atau bahkan nama blog atau nama domain Anda. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak nama blog atau nama domain yang mampu menjadi brand tersendiri dan mengangkat nama pemiliknya.
  2. Trust
    Dengan blog, Anda bisa meningkatkan kepercayaan orang lain terhadap diri Anda (dan juga produk Anda). Mereka bisa mengetahui opini Anda, kegiatan Anda, dan yang terpenting, mereka jadi punya parameter untuk menilai diri Anda, apakah sekiranya ‘cocok’ dengan mereka atau tidak.
  3. Relationship
    Dengan blog, Anda bisa menjalin hubungan antara Anda dengan pengunjung yang bisa saja merupakan pelanggan atau calon pelanggan produk Anda. Dengan demikian, ada kedekatan antara Anda dan mereka. Meskipun mereka belum tentu membeli produk Anda, tapi ada kemungkinan bahwa mereka akan merekomendasikan produk Anda.
  4. Additional Income
    Yang ini saya rasa sudah cukup jelas. Meskipun bukan tujuan utama, namun tidak ada salahnya untuk mencari tambahan penghasilan dari blog pribadi yang kita miliki. Saya pun melakukannya seperti dapat dilihat di sini.
Sudahkah Anda memiliki blog?

dari:www.cosaranda.com

Minggu, 15 November 2009

Semua Ada Disini Lho

Blog ini lagi dibangun... sorry..kalau ga ada kerjaan liat2 iklannya aja..kali ada yang cocok..